Jumat, 13 Maret 2015

Etos Kerja, Tradisi, Budaya dan Ideologi...Sebuah catatan kecil.



Sepertinya saya harus berdialog banyak dengan si penulis lirik dari karya ini, sebuah karya yang menurut saya terasa emosional juga aransemen dalam karya ini begitu agresif. Formula yang mematikan dimana lirik yang emosional dipadukan dengan aransemen yang agresif. Sebuah cerita dari antah berantah yang menurut saya bercerita tentang salah satu sifat dasar dari manusia, siapapun dan apapun ras manusia itu dan entah dari kalangan mana itu, atau bisa juga bercerita tentang naluri manusia dalam bertahan, bertahan dalam hal apa?, bertahan untuk siapa? siapa yang tahu. Tapi yang jelas menurut pemikiran saya cerita dari karya ini akan selalu relevan dengan masa apapun selama ras manusia masih membuat sejarah. Saya sebagai ras manusia tidak bisa mengelak dan membohongi diri saya dan saya harus mengakui bahwa saya memiliki sifat-sifat seperti itu. Kadang saya bertanya pada diri saya “apakah ini yang dinamakan dengan local wisdom atau kearifan lokal?”.


 Ketika saya menyimak dengan seksama komposisi karya ini sepertinya saya dibawa ke sebuah arena atau ke sebuah kondisi yang benar-benar membutuhkan adrenalin tinggi, tingkat stress yang tinggi juga, dimana istilah KILL OR TO BE KILLED berlaku disini. Semoga cerita dalam karya ini tidak terjadi disini atau setidaknya ras manusia disini masih “manusiawi”, masih mengedepankan rasa kemanusiaan masih berfikir untuk berkepentingan bersama walaupun tidak bisa dipungkiri sebagai ras manusia sifat-sifat dasar tadi muncul dan mengakibat hal-hal yang diceritakan dalam karya ini. Damai buat Indonesia, Damai buat masa kita, Damai buat generasi kita...Tuhan memberkati kita semua. 
LONG LIVE PARA PENYAMUN!.
 



Bandung, 13 Maret 2015

BG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar